Batam Merona

Sebuah pulau terlihat saat berlayar di KM. Kelud
Kring... Kring... Kring..
Telepon kantor berbunyi dan saya mengangkatnya, "Selamat Siang bagian Anggaran & Analisa Lapkeu, ada yang bisa dibantu?", "Saya ingin berbicara dengan Moreys", "Iya saya sendiri Bu" Dari suaranya saya sudah mengenali si ibu yang mengisyaratkan saya harus segera ke ruangan beliau. Sampai di ruangannya saya ditugaskan pergi ke Batam besok untuk menemani Bapak Ibu dari Kementerian Perhubungan melakukan verifikasi di Kapal dan Cabang. Saya pun mempersiapkan segala sesuatunya untuk tugas tersebut.

KM. Kelud Surabaya
Besok harinya saya pergi ke Pelabuhan Tanjung Priok tempat kami berkumpul menaiki kapal KM. Kelud menuju Batam. Banjir dan hujan deras menemani kemesraan pagi saya, begitu juga penumpang lainnya yang hendak menaiki kapal. Melihat keadaan yang kurang bersahabat, jadwal kapal pun diundur keberangkatannya sekitar 2,5 jam.
Di perjalanan awalnya saya merasa baik-baik saja karena sebelumnya juga sudah menaiki kapal tersebut Namun ombaknya memang beda saat itu, dikarenakan musim hujan yang tidak menentu sehingga goncangan kapal sangat terasa. Biasanya saya tidak pernah minum obat mabok, saya pun meminumnya tuk mengembalikan kondisi fisik saya. Bapak ibu dari Kementerian Perhubungan juga merasakan hal yang sama, padahal mereka sudah sangat sering menaiki kapal untuk melakukan tugas yang sama.

Verifikasi yang dilakukan di Kapal KM. Kelud

Bercanda tuk menghilangkan stress akibat  mabok ombak 

Beberapa aktivitas yang kami lakukan di kapal membuat waktu begitu cepat berlalu. Dari percakapan yang dilakukan dengan Nakhoda dan awak kapal, guyonan-guyonan kecil membuat kami semua terhibur dan rasa mabok alias puyeng pun hilang seketika.Saya juga berbincang-bincang sedikit dengan Penjaga cafe yang sudah memiliki asam garam dari kapal yang satu dan kapal lainnya. Jamuan mereka yang ikhlas membuat suasana menjadi lebih hangat, sayangnya waktu hanya sebentar saja dikarenakan kapal akan tiba di Pelabuhan Sekupang Batam. 

Bapak & Ibu dari Kementerian Perhubungan

Naik ke anjungan kapal saya melihat Nakhoda dan Mualim sedang serius saat kapal akan sandar, keseriusan mereka mengukur berapa jarak yang ditempuh agar kapal dapat berlabuh dengan sempurna. Sampai akhirnya kami pamitan kepada para awak kapal karena telah sampai tujuan dan menginjakkan kaki di Pulau Batam. Ini yang kedua kalinya saya ke Pulau yang bersebrangan langsung dengan negara tetangga, bedanya untuk perjalanan kali ini saya akan menginap satu malam.

Nakhoda dan Mualim bersiap tuk Kapal Sandar

Foto bersama Nakhoda KM. Kelud
























Kami langsung menuju Kantor Cabang Batam untuk melakukan kewajiban yang harus diselesaikan. Sekitar pukul 21.00 kami menuju tempat makan dan penginapan. Hawanya memang beda, pemandangan indah berupa kerlipan lampu-lampu dan kerlipan kaum hawa membuat saya merasa adem sejenak. hal yang tidak didapatkan selama semalaman di kapal. Hehehe...
Makan malam di Salah Satu Resto Batam

Begitu sampai di salah satu penginapan, raga yang sudah mulai mengantuk dan letih dari tadi langsung terbaring. Minggu pagi saya dihubungi paman untuk bertemu sekaligus bergereja bareng. Saya dijemput di penginapan dan beribadah di salah satu GKI (Gereja Kristen Indonesia) disana. Sepulangnya dari gereja kami sarapan dahulu sambil mengobrol tentang pengalaman yang dirasakan oleh paman saya selama ini. Sekali lagi waktu juga yang menjadi pembatas sehingga pertemuan hanya beberapa saat saja, saya kembali Ke Kantor Cabang Batam.

Tugas diselesaikan agar kami kembali ke Jakarta nanti tidak memliki beban lagi. Sebelum ke airport kami diajak untuk mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Batam (Nagoya-red). Ibu-ibu saling tawar menawar harga dan saya melihat mereka puas berbelanja disana. Harganya memang jauh lebih murah jika dibanding saat kita berbelanja di kota lain apalagi di Jakarta. Beberapa aksesoris, peralatan elektronik, telekomunikasi dan lainnya ditawarkan di Nsgoya.

Akhirnya waktunya kami meninggalkan kota Batam, kemi menuju Bandara Hang Nadim dengan cerita kami masing-masing. Sampai di Bandara ternyata bertemu dengan beberapa orang salebritis Indonesia (katanya sih gitu), dan mengambil sesi foto sejenak. Di dalam pesawat, saya sangat merasakan perbedaan pelayanan dengan maskapai swasta Li*n Air yang sering saya tumpangin. Perbedaan dari pelayanan pramugari/pramugara dan begitu juga dengan perbedaan karakter penumpang. Sebagai contoh, saat saya menggunakan maskapai swasta tersebut sebelum pesawat landing dengan sempurna maka para penumpang sudah sibuk menyalakan ponsel dan bersiap-siap mengambil barang. Hal yang tidak terjadi saat saya menggunakan maskapai dari pemerintah Indonesia (GIA), penumpang sangat tertib menunggu pesawat mendarat dengan sempurna.
Ibu-Ibu bersama Teuku Wisnu

Pose Sejenak Sebelum Take Off














Itulah beberapa pengalaman saya saat mengunjungi Pulau Batam, refresh sejenak di akhir pekan sambil menikmati indahnya Bumi Indonesia. Sampai jumpa di pengalaman-pengalaman lainnya guys....

Related Articles

0 comments:

Ads 468x60px

Featured Posts

Social Icons

Christian Moreys Nainggolan | Create your badge