Oma Clara

Pagi ini tidak seperti pagi-pagi biasanya dimana aku harus bangun lebih pagi untuk melakukan suatu kegiatan. Sebenarnya sih hari ini hari Minggu dimana biasanya jam tidur diperpanjang karena setelah melakukan aktivitas dari hari Senin sampai Sabtu yang pastinya mengurangi jam tidur. Baiklah, pada saat ini aku bukan berniat membahas tentang jam tidur karena itu sudah hal yang biasa untuk dibahas apalagi bagi aku anak kost ini.

Pukul 07.00 tepat aku harus berangkat ke kampus karena sudah sepakat dengan teman-teman supaya berangkat bareng-bareng. Tujuan kami adalah Panti Wreda Rela Kasih Semarang. Hal ini kami lakukan untuk mematuhi syarat dari salah satu mata kuliah yang diberikan di semester ini yaitu Mata Kuliah Perekonomian Indonesia. Selintas terpikir bahwa apa sih hubungan antara kegiatan yang akan dilakukan di Panti Wreda dengan mata kuliah Perekonomian Indonesia, tetapi karena itu sudah keputusan mutlak ya aku sebagai anggota manut saja. Manut dalam artian aku sudah menanyakan apa saja yang akan kami lakukan nanti disana dan aku rasa belum ada hal yang ganjil. hehe..

Sesampainya disana sudah pukul 08.00 dikarenakan kami tidak seorangpun yang mengetahui jalan pasti ke tempat tujuan, padahal kesepakatan awalnya kami sudah sampai di tujuan pukul 07.30. Alhasil satu sesi tidak kami ikuti yaitu senam pagi. Oiya, FYI dalam kegiatan ini kami bekerjasama dengan teman-teman dari Wihara Tanah Putih. Begitu masuk ke ruangan aku merasa kurang cocok dengan keadaan di sekitar dikarenakan yang ada disana adalah oma-oma yang sudah lanjut usia dan aku rasa tidak perlu mengenal mereka. Maklum juga, itu pertama kalinya aku ke Panti Wreda.

Waktu berjalan dan berganti dari menit yang kesekian ke menit lainnya, perasaanku perlahan merasa tersentuh saat melihat mereka makan. Ada oma yang disuapin makan dan ada oma yang tidak mau terlihat lemah dihadapan orang di sekitarnya.  Hingga pada akhirnya aku berhasil mengadakan obrolan yang cukup lama dengan salah seorang oma disana. Sebut saja namanya Oma Clara...

Oma Clara...
Awalnya aku hanya bertegur sapa dengan oma, eh tenyata oma Clara (nama baptis) ini enak juga diajak ngobrol. Sepertinya tidak ada jeda waktu yang membuat kami bersikap kaku karena ada saja bahan obrolan yang ingin kami sampaikan. Aku merasa tertarik untuk mengetahui sekilas bagaimana sih kehidupan oma tersebut hingga akhirnya beliau sampai ke Panti Wreda ini. Oma Clara saat ini berusia 59 tahun dimana pada tanggal 21 Maret 2013 nanti akan genap berusia 60 tahun. Kebetulan juga saya lahir pada tanggal 22 Maret atau 1 hari sebelum hari kelahiran oma.

Oma yang asalnya dari Semarang tulen menikah dan memiliki satu orang anak perempuan. Dengan berlatar hidup yang serba pas-pasan oma berhasil menyekolahkan putrinya tersebut sampai lulus dan bekerja. Seiring berjalannya waktu dengan alasan ketidakcocokan yang tidak disebutkan oma secara detail akhirnya oma dan suaminya memutuskan untuk berpisah menjalani hidupnya masing-masing. Hal yang paling menyedihkan adalah saat putrinya menikah dan telah memiliki anak yang berusia 7 bulan, namun suaminya tidak bertanggungjawab dan lari meninggalkan putri dan cucu oma. Salah satu hal inilah yang membuat pikiran oma menjadi terganggu hingga beliau mengidap penyakit stroke.
Oma dirawat dengan biaya yang terbatas karena putrinya juga harus bertanggungjawab untuk membesarkan anak (cucu) nya. Akhirnya ada yang mengajak oma untuk dirawat di Panti Wreda, pada saat itu kondisi oma masih mengalami penyakit stroke dengan setengah bagian tubuhnya kaku/mati. Satu hal yang patut diancungi jempol adalah perjuangan oma untuk terus sembuh dan tidak pernah bersikap putus asa walaupun usia sudah tidak belia lagi. Hal yang sangat jarang kita jumpai saat kita sudah divonis mengidap penyakit, maka kebanyakan dari mereka hanya pasrah dengan keadaan.
Hari, minggu dan bulan pun berlalu, hingga sebuah mujizat terjadi pada oma. Ya oma dapat kembali melakukan aktivitasnya dengan keadaan normal. Puji syukur yang tak habisnya dipanjatkan oma atas kesembuhan yang dialaminya. Mulai saat itu oma pun percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang selalu menuntun tiap langkahnya.

Continued
Setelah sesi ngobrol selesai, kegiatan dilanjutkan dengan games yaitu pembagian kelompok. Aku dan teman-teman mendapat bagian di kelompok 1 yang kami beri nama kelompok CINTA. Di games tersebut kami harus menyanyikan lagu facebook GIGI sambil goyang patah-patah. Tangan oma Clara pun langsung saya tarik untuk berjoget bersama, oma-oma yang lain juga turut bergoyang mengikuti irama musik yang dimainkan. Kelompok yang lain juga melakukan hal demikian dengan lagu dan goyang yang berbeda pastinya.

Tiba pada waktu pengumuman, kelompok kami mendapat juara kedua. Selanjutnya sesi doa yang dibawakan oleh biksu dari Wihara Tanah Putih. Keadaan khusyuk saat sesi doa meskipun beberapa orang dari kami menganut kepercayaan yang berbeda-beda.
Pada akhirnya tibalah moment untuk mengakhiri acara, kami harus pulang ke tempat kami masing-masing dan oma juga akan melakukan kembali aktivitasnya di Panti Wreda. Sebuah lagu KARENA CINTA dipersembahkan untuk mengikat tali kasih yang telah terjalin sebelum kami berpisah, meski waktu yang begitu cepat namun pengalaman dan pelajaran berharga yang kami dapatkan sungguh sangat berarti.

Sambil berpamitan dengan oma-oma, teman-teman Wihara Tanah Putih dan Pihak Panti Wreda, oma Clara mengatakan "Thankyou so much, see you tommorow. Tommorow-nya kapan ya" hehehe...
Dalam hati kuberkata "you're welcome oma, maybe next time we can meet again. Keep pray & healthy, long life and be grateful"....
Kami pun pulang dengan berbagai pesan dan kesan yang tersimpan dalam diri kami masing-masing....


"Emas permata bisa menghiasi tubuh kita agar menarik, tetapi tidak bisa menghiasi hati kita agar lebih bahagia. Rasa syukur dan saling mengasihi yang akan menghiasi hati kita tuk bahagia dan menerima kenyataan baik suka mauipun duka."


SEKIAN

Ads 468x60px

Featured Posts

Social Icons

Christian Moreys Nainggolan | Create your badge