ROAD TO SEMERU PART 1



Kopi Sachet bulan Agustus

“Reys, bulan depan kita mau naik tapi tanggal pastinya belum ada, dalam minggu ini aku kabarin ya.”
“Naik kemana bro? tanyaku penasaran.”
“Ke Semeru ris, jawabnya.”
Waow dalam benakku tapi langsung kujawab “okey siap bro, kabarin saja nanti, aku menutup topik sembari menunggu kepastian.”
Begitulah sapaan singkat kami di sela-sela Rapat Bulanan di kantor. Aku terdiam sambil tetap fokus pada layar macbook sebagai bahan di rapat itu.

Rapat Berakhir

Sudah lama sebenarnya aku memiliki keinginan menghirup udara segar di Bumi Semeru, melihat keindahan alam para dewa jaman Kerajaan Hindu dulu dan memimpikan diri berdiri tegak di Puncak Mahameru. Bagi orang Bali Gunung Semeru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh para masyarakat Bali. Akkkhhh, hanya ilusi belaka. Sebagai seorang pemuda yang berumur lebih dari seperempat abad, aku pun belum pernah secara jujur mendaki gunung, hanya sebatas mendaki gunung di tempat aku berkuliah dengan ketinggian 2,050 mdpl dan itu pun tidak sampai ke puncak, bagaimana mungkin aku bisa ke Puncak Mahameru dengan elevasi 3,676 mdpl. Sekali lagi HANYA ILUSI BELAKA.

Aku pun tidak memikirkan tentang Pendakian ke Semeru di hari-hariku, aku menutupnya rapat dan beralih kembali ke kegiatan normalku. Tapi saat aku tidak memikirkannya, aku semakin merasakan kedekatan tuk mendekat kepadanya, ditambah lagi temanku mengabarkan kalau perjalanan sudah pasti akan terealisasi di Akhir Bulan September. Aku gundah-gulana hendak menjawab ikut atau akan menjadi penonton saja untuk yang kedua kalinya. Pertama kalinya di tahun lalu aku pernah diajak mendaki ke Gunung yang memiliki keindahan Segara Anak nya tapi aku masih berhalangan, apakah aku juga akan menolak panggilan keindahan alam untuk yang kedua kalinya?

Berawal dari Tekad

                  Agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam hidup ini, kita harus mendengar jiwa kita. Untuk dapat melakukannya, kita perlu merasakan kesenyapan; yang ditakuti oleh sebagian besar orang, karena dalam kesunyian kita dapat mendengar kebenaran dan melihat pemecahan-pemecahan. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut berangkat mendaki ke Gunung Semeru bersama teman-teman. Aku mulai melist apa saja peralatan yang perlu dipersiapkan dan mulai latihan fisik sebagai daya tahan selama mendaki nantinya. Hampir setiap sore aku ke lantai 10 di kantor, dimana ada Ruang Treadmill disana, 20-30 menit cukup dalam sehari.
                   
                  Ternyata sebagai pendaki pemula, banyak juga persiapan yang harus dilakukan terutama dalam melengkapi peralatannya. Alat-alat seperti carrier, sleeping bag, matras, sarung tangan dan kacamata dapat aku pinjam, sementara sepatu, jacket, masker/buff, ponco/jas hujan, topi/kupluk harus kumiliki sendiri. Untuk tenda, kompor, nesting, flysheet, sekop, trashbag, jerigen, kompas, handy talky, dan lainnya kami persiapkan per team. Kami melakukan kordinasi teknis dan kelengkapan peralatan dengan sesama anggota di dalam group whatsapp. Jumlah anggota yang ikut sebanyak sepuluh orang namun tiga hari menjelang keberangkatan tepatnya pada saat kami hendak mengambil Surat Kesehatan di Puskesmas, ada satu orang teman yang siap untuk ikut dan kami pun mengikutsertakannya sekalian pergi bersama meminta Surat Kesehatan.

Perjalanan Dimulai


Tiba di Bandara Juanda Surabaya
                  Kamis sore pesawat Singa udara berangkat menuju Surabaya, kami ada 8 orang yang bareng bersama bertemu di Bandara Soekarno Hatta, ada aku, Mas Dhany, Mas Ivan, Kang Ariep, Kang Fathur, Kang Jay, dan dua orang Cewek Ranger Yuni dan Fauziah. Kami check in dan dipersilahkan langsung menaiki pesawat karena jadwal memang dipercepat. Perjalanan  udara lebih kurang 1 jam 15 menit ke Surabaya dan kami tiba dengan cuaca cerah malam itu sekitar pukul   20.00 WIB dengan perut keroncongan. Sebelum melanjutkan perjalanan kami sepakat mengisi kekosongan perut di salah satu Restoran Cepat Saji Amerika. Mangan Sego Ayam ditutup dengan es krim cokelat. Yummy….
                 
                  Perut sudah penuh kami pun memesan Taxi Online menuju basecamp sebelum bertolak ke Tumpang dini hari nanti, namun sewaktu menghubungi pemilik taxi, dia menolak menjemput kami dikarenakan regulasi taxi online memang dilarang di bandara tersebut. Kami akhirnya naik taxi resmi bandara Non Argo, harga sudah ditentukan sebelumnya untuk satu taxi selembar uang merah dan kami menyewa dua buah taxi. Jarak antara bandara dengan basecamp tidak terlalu jauh sebenarnya bila dilihat dari GPS, hanya memakan waktu sekitar 15-20 menit perjalanan. Sesampainya di basecamp kami disambut dengan ramah oleh Mas Ari dan teman-temannya. Perkenalan singkat kami diselingi teman-teman yang beristirahat dan juga sholat sambil menunggu berangkat ke Tumpang pukul 02.00 dini hari nanti.

Persiapan Menuju Tumpang

Aku memutuskan untuk meletakkan keletihan tubuh yang berbobot 73 kg di atas sebuah karpet yang terlihat indah untuk disetubuhi, begitu juga dengan teman-teman lainnya, khusus untuk kaum hawa melepas letih di dalam kamar berlapis kasur empuk. Kami terlelap selama kurang lebih seratus dua puluh detik sampai Mas Dhani menngoncangku dan aku tidak ingat lagi akan apa yang sedang kumimpikan. Membereskan barang dan carrier untuk diangkut ke bis perjalanan menuju Tumpang.
Sholat Subuh di Tumpang

Di sela-sela Perjalanan menuju Tumpang kami menjemput sepasang suami istri yang juga ikut dalam rombongan kami. Sepasang suami istri tersebut yaitu Kokoh dan Mbak Nina. Kami menaiki Bis Elf yang disetir langsung oleh teman Mas Ari, dan kami terlelap selama di perjalanan sampai ke Tumpang. Sekitar pukul 04.00 WIB bis kami tiba di Tumpang dan mampir di sebuah Mesjid untuk Sholat Subuh, aku menunggu di dalam bis. Perjalanan dilanjutkan dan kami tiba di Basecamp tempat kami packing untuk meletakkan barang sebelum berangkat menuju pendakian ke Semeru. Teman-teman di Basecamp ramah dan bersahabat, mereka membantu kami untuk mempersiapkan segala sesuatunya di pendakian nanti. Aku yang belum terlalu paham hal packing ngepacking carrier pun mulai belajar cara bagaimana packing carrier yang baik.
Pernak-pernik Basecamp
                 
Basecamp di Tumpang
Hanya kurang lebih dua jam kami di Basecamp, dua buah jeep sudah siap menjemput untuk membawa kami ke kaki Gunung Semeru. Kami pun membawa tas dan perlengkapan ke jeep, tak ketinggalan kami berpose sejenak sebelum jeep bertolak ke Semeru meninggalkan basecamp.
              
          
Pose sebelum memulai perjalanan
Perjalanan menggunakan jeep dikelilingi pemandangan savana bernuansa eksotis merupakan pengalaman baru bagiku, kami pun berhenti sejenak untuk mengabadikan momen tersebut. Jeep kemudian melaju perlahan karena ada beberapa lubang besar dan kecil yang terkadang berpapasan dengan truk/pick up pengangkat sayur dan hasil perkebunan di daerah itu. Tak lama jeep mendarat sempurna di Pos Registrasi “Ranu Pane”, aku melihat sudah banyak para calon pendaki yang berasal dari segala daerah. Aku juga melihat pendaki dari Negeri Tetangga Malaysia yang didominasi oleh kaum hawa. Sungguh mulianya Mahameru sehingga begitu banyak pendaki yang hendak mencicipi keindahannya.
Selamat Datang di Desa Ranupani
Di tengah perjalanan ke Pos Ranu Pane via Jeep
Ranu Pane merupakan pintu utama untuk memulai pendakian di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kami disuruh untuk registrasi terlebih dahulu dengan menunjukkan Simaksi, KTP Asli dan kemudian masuk ke dalam ruangan melakukan Briefing. Seorang pemuda berbadan kurus berkulit gelap dengan rambut gimbal khas penyanyi reagge duduk di depan kami. Tangannya gagah memegang sebuah microphone layaknya seekor singa yang hendak mengaum menyapa para saudara di sekelilingnya, kami duduk beraturan.


Tim SAVER memberikan briefing
Mendengarkan Briefing
Briefing memang sesuatu yang wajib dilakukan sebelum mendaki ke Gunung Semeru, hal ini dikarenakan jumlah korban yang semakin lama semakin meningkat akibat kurangnya kehati-hatian ataupun antisipasi sebelum mendaki. Si Pemuda yang berasal dari SAVER (TIM RELAWAN GUNUNG SEMERU) menjelaskan secara detail mulai dari peta Gunung Semeru, hal-hal apa yang boleh dan tidak dapat dilakukan, menjaga sikap dan kekompakan team, dan yang paling penting adalah curhat suka duka yang dialami diselingi canda tawa layaknya mementaskan Sit Up Commedy.

Tidak terasa briefing sudah berjalan sekitar 30 menit dan sebelum mengakhirinya si pemuda mengatakan, “TUJUAN UTAMA BUKANLAH PUNCAK MELAINKAN KEMBALI KE RUMAH DENGAN SEHAT DAN SELAMAT.” Selamat Mendaki saudaraku...

                                                                                                                                                                 

                                                                                                                 

                                                                                                    To be continued.....

Selamat Usia Baru Wanita Luar Biasa

Santapan Ayam Panggang
Sesaat teringat bahwasanya sudah hampir satu dekade ini tidak terbangun oleh waktu. Waktu yang bersifat sementara dan tak menentu namun tetap harus dijalani dengan penuh ilustrasi bernuansa realisasi. Hal terbaik mungkin akan menjadi kenangan di memori kekekalan dan hal terburuk akan menjadi pelajaran tuk menjadi yang terbaik.

Pagi itu aku masih terlelap, sentuhan hangat kasur idaman seakan menempel erat mengikat tubuh bongsorku. Aku juga tidak tau pasti sedang bermimpi atau sedang diimpikan, yang pasti aku masih terlelap. Di alam sadarku, aku merasakan sentuhan halus yang membuatku terbuai mengikuti arah sentuhan itu. Semakin lama sentuhan itu semakin membuatku tergunjang, seakan jurang yang curam menarikku erat tuk masuk ke dalamnya.

Museum TB Silalahi
Detik dan menit berlalu dan ternyata ada seorang wanita tua yang membangunkanku dari tidur berdurasi 7 jam 25 menit. Hmmm, aku masih malas sebenarnya tuk bergerak namun harus segera bangun tuk mempersiapkan diri berangkat ke sekolah.  Aku mengucap syukur sejenak akan pagi yang diberikan di hari itu dan langsung menuju kamar mandi. Setelah mandi wanita tua itu memberikan sarapan yang menghantarkanku mempersiapkan hati dan pikiran di keseharian aktivitas edukasi maupun bermain. Oiya bermain sebenarnya tidak ada di kamus wanita tua itu, dalam pikirannya ialah belajar, belajar dan belajar terus. Maklum wanita tua itu merupakan pensiunan guru di salah satu sekolah dasar pemerintah yang terfokus pada mata pelajaran matematika. Jadi bermain disitu sebenarnya hanyalah ilusi dari hasil curian kejenuhan waktu yang ada.

Wanita tua itu adalah seorang janda yang ditinggalkan saat anak-anaknya masih sangat kecil. Dia memiliki tiga orang anak dan harus menafkahi mereka sejak ditinggalkan oleh suaminya karena maut memisahkan mereka. Tak ada kata lelah dan putus asa di kamusnya, yang penting bagaimana caranya supaya anak-anaknya dapat bersekolah setingi-tingginya untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan pada masanya. Hasil kerja keras itu pun berbuah manis, kedua anaknya sudah mengecap pendidikan setara magister. Tidak sampai disitu, kepada cucu-cucunya juga ditanamkan bahwa pendidikan adalah yang utama di dalam hidup ini. Maka tiada hari tanpa keluar kata BELAJAR bila wanita tua itu sedang di rumah bersama anak cucunya.

Wefie masa Tahun Baru 2016
Pengetahuan akan memberimu kekuatan, tetapi karakter memberimu kehormatan. YA, setelah pengetahuan wanita tua ini selalu menanamkan untuk menjadi manusia yang memiliki karakter melalui pengetahuan iman yang diajarkan di lingkungan sekitar. Hal unik yang membekas sampai saat ini yaitu lebih baik kami cucunya belajar daripada mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, menyuci, menyetrika, memasak, dan lain sebagainya. Dia mengatakan ADA WAKTUNYA nanti untuk itu, sekarang tugas kalian hanya belajar biar saya saja mengerjakan itu semua. Awalnya kami merasa bosan karena harus belajar terus namun setelah merantau dan mengecap pendidikan di Perguruan Tinggi, hal itu menjadi seperti permata yang sangat berharga di dalam menuntun langkah kehidupan kami.

Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya. Ada suka dan ada juga duka namun saat kedukaan menerpa itulah yang membuat seseorang dapat menjadi lebih KUAT dan BERPENGHARAPAN lagi. Kedukaan terjadi saat seorang putra sulung dari wanita tua ini dipanggil Bapa di Sorga akibat kecelakaan di tanah perantauan. Setelah ditinggalkan oleh suami, ditinggalkan lagi oleh anaknya, cobaan seakan tak henti menghujam wanita tua ini. Namun dibalik semuanya itu, wanita tua itu tetap terus menjalani hidup dan bahkan semakin kuat lagi untuk membesarkan kedua buah hatinya. Kini kedua anaknya telah berkeluarga dan memiliki masing-masing 3 orang cucu dari putrinya (mama) dan 2 orang cucu dari putranya.

Makan di Resto Pematangsiantar
Memutar waktu tiada henti dan momen yang paling ditunggu setiap bulannya bagi kami cucunya adalah saat wanita tua itu gajian ataupun pada saat pengambilan pensiun. Kami cucunya bergantian selalu dibawa untuk refreshing, misal bulan ini aku, bulan depan adikku dan begitu terus setiap bulannya bergantian. Maklum kalau pada masa itu makan diluar menjadi yang mewah bagi kami cucunya, bahkan diselipi dengan permintaan pakaian ataupun aksesoris baru. Hahaha… Ketika kami sudah kuliah bahkan setelah bekerja pun, saat pulang liburan ke rumah, wanita tua itu selalu  menyempatkan waktu untuk quality time bersama kami. Dia mengatakan itu adalah kebahagiaan yang tak tergantikan baginya. Itulah salah satu yang selalu membuat kami rindu pulang ke rumah, momen yang paling dinanti.

Makam Sisingamangaraja XII di Balige
Pernah pada beberapa tahun lalu ketika kami masing-masing sudah memakai handphone, wanita tua ini minta diajarin untuk bisa SMS dengan alasan kalau ditelepon sudah susah mendengar dengan jelas, kami pun pelan-pelan mengajari cara membuka dan membalas sms sampai bisa. Jadi setiap hari Minggu kami cucunya sudah diabsen untuk mengucapkan Selamat Hari Minggu, bila ada yang belum mengucapkan maka nantinya Papa atau Mama akan menelpon kami untuk mengatakan segera sms opung.


Sedikit cerita dan kenangan yang membangunkanku akan sosok wanita tua itu. Wanita tua yang kuat dan tak kenal lelah, wanita tua yang hanya mengenal satu cinta sejati di dalam hidupnya, sosok yang sangat setia bagi siapapun yang dikasihinya, wanita tua yang ceria, pendiam namun tetap gaul, wanita LUAR BIASA. Wanita tua itulah Opung yang sangat kami cintai.

Senyum Ikhlas
Dan saat ini tepat tanggal 14 September 2016, wanita tua ini genap menginjakkan usia yang ke-78 tahun. Semoga sehat selalu ya Opung. Panjang umur dan terus berpengharapan kepada Tuhan Yesus Kristus yang sejak Opung mengenalnya selalu setia sampai saat ini. Mungkin sekarang kita belum bisa bertatap muka untuk mengucapkan langsung namun melalui doa dan tulisan tulus ini semoga Opung dapat bersukacita senantiasa.


Salam dari kami cucumu : Tian, Tanto, Tika…





… Aku pun menghabiskan sarapan nasi telur dan susu Dan*ow untuk mencari angkot yang menghantarkanku ke sekolah …


                                                                                                                                                                     

Moreys, 140916


Welcome April

Hidup memang memiliki ceritanya masing-masing, bisa sedih, senang, putus asa, gagal, sukses dan cerita lainnya yang menghiasi warna-warna dinamika kehidupan.
Dari warna itulah kita mulai belajar bagaimana mengkondisikan diri kita pada setiap alur dan kondisi yang subjektif maupun objektif.

Di bulan Maret kemarin dunia tersentak dengan meninggalnya Lee Kuan Yew, seorang mantan perdana menteri dan juga dikenang sebagai founding fathers negara Singapura dalam usia 91 tahun. Beliau telah berjasa untuk menjadikan negara Singapura menjadi negara yang cukup disegani di dunia dengan tingkat perekonomian salah satu yang terbesar di dunia dan pendapatan perkapita US$ 64,585. Lee Kuan Yew akan selalu dikenang oleh masyarakat Singapura dan Dunia.

source : 9gag.tv
Selanjutnya berita duka lainnya adalah meninggalnya kakak saya (istri dari abang sepupu https://www.facebook.com/ramlin.mcgiver) dikarenakan mengidap penyakit kanker payudara stadium 4. Sungguh menyedihkan kehilangan kakak yang harus meninggalkan abang dan adek-adek 3 orang. Semoga abang dan adek-adek dapat ikhlas dan kuat berserah pada Tuhan Yesus Ktistus tuk melanjutkan kehidupan yang akan datang.

cnainggolan.blogspot.com
Beberapa berita duka yang menghiasi bulan Maret kemarin membuat saya tetap harus berserah kepadaNya untuk menjalani hidup ini. Kita tidak tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini, yang pasti kita selalu tahu kapan untuk melakukan yang terbaik.

Hmmm....
Saya meyakini kalau setiap hujan yang turun maka akan ada pelangi yang datang menghiasinya. Bulan Maret kemarin saya berulangtahun yang ke-26 tahun. Sudah lumayan juga umurnya ya. Hehehe...
Terimakasih buat papa, mama, opung, adek tanto, adek tika, kamu, dan orang-orang yang mengasihiku yang telah memberikan surprise, wishes, semangat dan motivasi untuk lebih wise dan survive menjalani kehidupan ini.
cnainggolan.blogspot.com

cnainggolan.blogspot.com
Dan sebelum bulan Maret berlalu, ternyata ada kado kebijakan Bpk Presiden Jokowi yang menaikkan kembali harga BBM sebesar Rp 500,- Belum terlihat aksi demo yang nyata akan kenaikan harga BBM, mungkin seluruh umat masih terhipnotis dengan Perayaan Hari Nyepi sehingga membuat umat untuk menyepi sejenak.
Ada apalagi di bulan Maret kemarin?
Apapun itu kita tetap harus menjalani kehidupan ini dengan tetap semangat karena setiap waktu, hari, bulan, tahun memiliki kesukaan dan kesusahannya masing-masing.

Selamat Datang Bulan April.....







Postingan Malam Selasa

Tulisan saya yg pertama kali di tahun ini guys...
Bukan karena terlalu sibuk namun mungkin dalam menulis sangatlah membutuhkan soul dan best inspiration yang membuat menulis menjadi lebih bermakna meski kadang tanpa makna.

Well, saya hanya ingin menceritakan pengalaman di hari ini.
Pertama dikarenakan ini memang hari Senin dan laporan laporan itu telah menunggu untuk saya rayu angka demi angka, maka waktu di hari ini berjalan terasa singkat dan padat.

Kedua Jakarta di sepanjang hari ini cerah dan tanpa rintikan hujan setetes pun, sesaat saya merasa nyaman namun sesaat kemudian saya merasa panas... Hmmmm memang manusia maunya banyak.

Lanjut ketiga sepertinya hari ini saya mengingat sesuatu ada yang ganjil, untuk lebih memastikan lagi saya buka komputer saya mengecek data base dan ternyata benar bahwa si boss senior memang lagi berulangtahun ke 51 tahun. Saya ucapkan selamat ulang tahun di sore itu tanpa banyak berharap karena bukan rahasia umum lagi kalau si boss yang satu ini emang rada kiper. Apa itu kiper? Kikir Pelit Rempong choy, hahaha sori boss kalo saya ini terlalu apa adanya.

Ehhhh hal yang paling lucu nya adalah saat tangan saya menyalam si boss, doi kikuk grogi sambil berbisik bilang jangan ampe tau siapa-siapa ya.  Yaelah boss-boss, kirain bisikan apaan dan saya pun menggangguk pasrah mendengar nasihat si boss tanpa berniat menyimpulkan maksud pesan dan perintahnya.
Mungkin si boss mau buat surprise kali biar nantinya doi bisa pulang pelan2 engga traktirin kami anak buahnya. Heueuheu...

Dan yang keempat seperti biasa saya mengikuti lembur wajib yang belum tau kemana ujungnya, untungnya saya bisa kabur pulang lebih dulu tuk membuka Global TV film nya Jason Statham & Jet Li.

Kelima atau terakhir sebelum melelapkan jiwa raga, saya mendapatkan pict dari sobat saya disana. Thanks sob buat pict nya. Lain kali ditunggu pict2 lainnya ya. Buat yg penasaran apa pict saya silahkan lihat postingan pict saya di Path (promote dikit ye).

Oke kawan2 dan sobat2 tercinta, sepetinya itu dulu tulisan hari ini.
Semoga dapat mengalir lagi ke tulisan hari esok...

Good Nite guys...

Awkward Monday

Malam hari sepulang dari kantor saya berniat tuk berolahraga, sudah seminggu lebih sepertinya saya tidak berolahraga. Badan terasa berat dan kurang bersemangat tuk melakukan aktivitas. Saya pun melihat jam dan waktu menunjukkan pukul 19.45 yang mengindikasikan kalau saya hanya bisa berolahraga paling lama sejam. Oh iya tempat saya berolahraga sejatinya adalah klub fitness yang berusia kurang lebih 30 tahunan dan setiap hari tutupnya memang pukul 21.00 WIB.

Saya berjalan dari kost kesana sekitar 10 menit dan sampai di tempat fitness langsung melakukan pemanasan-pemanasan kecil sekitar 15 menit. Biasanya saya pemanasan dengan sepeda-sepedaan diikuti push up dan sit up beberapa kali. Sehabis itu saya minum sebentar tuk beristirahat sebelum melanjutkan memakai alat yang lainnya sambil menghusap keringat yang telah tercucur teratur.

Suasana sangat sepi karena hanya ada lima orang yang sedang latihan meskipun house music mengalun dengan keras. Beberapa alat bergantian saya coba menurut ritme yang diperlukan oleh tubuh. Sambil meminum air dan membersihkan keringat yang semakin deras mengucur, begitulah aktivitas yang saya lakukan selama kurang lebih lebih 45 menit.

Tanpa terasa waktu hampir menunjukkan pukul 21.00 WIB, mas penjaga sekaligus trainer sudah memberikan lampu hijau tuk bersiap-siap membereskan dan menutup tempat latihan. Saya pun melakukan pendinginan kemudian menghabiskan sisa air minum yang tinggal beberapa tetes.

Saat membereskan perlengkapan, saya terkejut melihat botol munuman saya berada di dalam tas dengan kondisi masih penuh. Dan saat itu juga saya melihat botol minuman yang telah dihabiskan memang benar-benar sudah habis.
ASTAGANAGA ternyata saya salah mengambil minuman, botol minuman Aq*a tersebut ternyata milik seseorang yang latihan di sebelah saya.
Pantas saja dia membeli minuman lagi dengan volume yang jauh lebih kecil. Saya merasa malu bercampur bersalah.
Saya hendak menegurnya namun saya malu karena masih ada beberapa orang lagi di tempat itu. Saya rasa dia juga memiliki beberapa pertanyaan untuk saya namun merasa kurang enak hati untuk menanyakan.

Lampu semua dimatikan dan pintu ditutup.
Saya pelan-pelan melangkah meninggalkan tempat dengan beberapa pertanyaan yang belum sempat dijawab bahkan ditanyakan.
Semoga hal seperti ini tidak terulang kembali di kemudian hari....
I'm sorry brooo....
Hehehe.........

17 Agustus Nyogyakarto

Selamat malam kawan,
Bagaimana kabarnya setelah lumayan lama kita tidak bertegur sapa..
Semoga semuanya sehat dan lancar dalam semua kesibukannya ya.

Hari Kemerdekaan 17 Agustus baru saja kita lewati bersama, sungguh sangat berkesan pastinya moment sekali setahun tersebut. Mumpung belum terlalu lama, saya ingin share tentang pengalaman saya di hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Ini bukan hal yang berkaitan dengan upacara bendera karena kebetulan saya juga tidak mengikuti kegiatan upacara di kantor. Ini juga bukan hal yang berkaitan dengan lomba balap karung atau bola sepak seperti yang dilakukan Bapak Jokowi untuk menghibur ribuan warga di sekitar waduk Pluit bersama para selebritis. Dan ini juga bukan tentang hal arak-arakan seperti yang dilakukan marching band  mengelilingi kota. Lha terus berkaitan dengan hal apakah sharing saya ini?

Pagi hari, 17 Agustus 2014 saya bangun pukul 06.30 WIB sebelum akhirnya tertidur lagi dan bangun kembali pukul 08.00 WIS (Waktu Indonesia Sebenarnya) hehehe...
Saya langsung mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke Gereja. Oia tanggal 17 Agustus kali ini jatuh di hari Minggu dan saya lagi berada di kota Gudeg Jogjakarta karena di hari sebelumnya menghadiri acara pernikahan teman sekantor.

Sampai di Gereja (GKI Ngupasan) yang letaknya tidak jauh dari Malioboro dan Alun-alun kota Jogja, saya langsung masuk bersama adik saya. Di sana kami beribadah seperti ibadah minggu biasanya, namun hal yang menjadi pembeda adalah kami menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Walaupun saya tidak bisa mengikuti upacara di kantor ternyata suasana kemerdekaan di gereja tidak jauh berbeda. Selain itu sehabis khotbah kami juga menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Padahal sebelumnya kami sudah sepakat tuk ibadah di HKBP Kota Baru namun dikarenakan beberapa hal non teknis akhirnya kami jadi ibadah di GKI Ngupasan.

Sehabis khotbah ternyata ada moment kesaksian dari seorang pemuda yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Pada awal si pemuda memperkenalkan diri dan langsung memulai kesaksiannya rasa bosan sudah terlihat di beberapa jemaat yang hadir dan termasuk saya. Namun begitu beberapa foto ditayangkan di layar dan video diputar, perasaan kami langsung bercampur antara terharu, speechless, gembira, dan yang paling penting benar-benar merasakan yang sesungguhnya.

Pemuda tersebut bernama Bram dan seorang yang berasal dari Purwakarta. Sehabis kuliah di salah satu perguruan tinggi jurusan Teknik Mesin, Bram terpanggil untuk melayani di Tanah Papua. Berbagai informasi dia cari demi mewujudkan impiannya itu, meskipun keluarga dan orang tua tidak menyetujuinya dikarenakan Bram ke Papua belum menemukan tujuan yang jelas seperti tempat, apa yang dilakukan dan bagaimana nantinya kehidupan disana. Namun hal itu tidak mengurungkan niat Bram untuk berangkat ke Papua.

Pada tahun 2009 Bram berangkat ke Papua bermodalkan uang 2 juta. Dia akhirnya memutuskan pergi ke suatu tempat yang masih primitif yang jaraknya mencapai 3 hari bila berjalan kaki setelah turun dari pesawat capung. Kampung itu bernama Pipal dan sudah pasti kita belum pernah mendengarnya bukan?
Disana Bram mengajar beberapa anak yang masih buta huruf dan orangtua yang masih memiliki keinginan untuk belajar. Bahkan hal memakai baju juga diajarkan Bram karena pada dasarnya mereka lebih terbiasa memakai koteka. Baju tersebut bisa dipakai dalam waktu yang cukup lama karena persediaan yang masih sangat minim dan sabun untuk mencuci baju juga belum ada. Hal inilah yang membuat beberapa orang mengidap penyakit kusta dan kulit lainnya.
Dihadapkan dengan situasi ini, Bram terpaksa menjadi tenaga medis dadakan dengan peralatan dan pengetahuan yang sangat terbatas. Jika bantuan medis tidak berhasil dilakukan maka bisa-bisa nyawa Bram yang menjadi taruhannya. Puji Tuhan Bram bisa meringankan penyakit mereka dengan berbekan sumber daya alam yang dimiliki.

Warga disana juga baru mengenal Perjanjian Baru dalam Alkitab sehungga hampir setiap hari Bram berbagi tentang Firman Tuhan (Perjanjian Lama) kepada mereka.
Ada beberapa hal yang sudah dari waktu lama diinginkan oleh warga namun salah satu hal yang benar-benar diinginkan adalah warga ingin diperhatikan pemeritah setempat agar dapat lebih maju lagi dari segi pendidikan, persediaan bahan pokok, dan akses yang lebih cepat. Ternyata untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan alat transportasi dan yang paling mungkin adalah menggunakan pesawat capung atau helikopter. Hal yang mustahil dilakukan dikarenakan desa itu belum memiliki tempat untuk mendarat ataupun landasan pesawat atau helikopter. Bram pun berpikir keras bagaimana untuk menyelesaikan masalah ini.

Akhirnya Bram mengajak warga tuk bekerjasama meratakan tempat yang ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan tumbuhan liar. Berbekal linggis dan alat potong yang minim maka mereka bekerjasama untuk mewujudkan mimpinya. Bram membutuhkan waktu 3 tahun untuk menyelesaikan semuanya, sungguh waktu yang cukup lama jika kita bandingkan apabila dikerjakan dengan alat-alat berat seperti di perkotaan. Berkat usaha dan hasil kerja keras mereka maka mimpi mereka akan menjadi kenyataan.

Bram pun menghubungi rekan yang berada di kota Papua untuk menindaklanjuti hasil pekerjaan mereka apakah sudah layak untuk mendaratkan pesawat disana. Setelah beberapa hari ternyata Bram mendapatkan informasi yang kurang memuaskan, pesawat tidak bisa mendarat dikarenakan landasan tidak sesuai dengan standard penerbangan internasional, bila dipaksakan nantinya akan terjadi kecelakaan. Bram merasa putus asa seketika karena apa yang dikerjakannya selama ini dengan warga adalah hal yang sia-sia. Apa yang akan dikatakannya kepada warga nantinya?
Bram mencari cara lagi bagaimana menyelesaikan masalah ini. Dia berdoa kepada Tuhan.

Bram menghubungi temannya pilot dan mengajak untuk datang ke desanya melihat keadaan yang sebenarnya. Temannya menawarkan untuk naik helikopter namun Bram tidak memiliki uang yang cukup membiayai heli tersebut. Mereka pun jalan kaki selama 3 hari menuju ke desa. Sampai di desa, pilot tersebut mulai mengukur berapa sebenarnya tingkat kemiringan dan kelayakan pendaratan pesawat disana. Pilot juga sambil mengajarkan bagaimana cara mengukur kepada warga disana sambil diiringi tari-tarian khas daerahnya.

Si pilot pun akhirnya mengatakan bahwasanya landasan sudah layak untuk digunakan dan siap untuk mendaratkan pesawat capung untuk mengantar beberapa logistik dan peralatan lainnya yang dibutuhkan warga Pipal. Warga sangat bersukacita mendengarnya dan langsung berpesta memberikan penghargaan kepada Bram dan pilot berkat kerja kerasnya selama ini. Pada bulan Juni tahun 2013 akhirnya pesawat pertama kali mendarat di Pipal.

Sungguh mujizat yang terjadi di dalam kehidupan Bram akan pelayanan tulus yang dilakukannya selama di Tanah Papua. Hal yang tadinya tidak mungkin menjadi bisa dilakukan karena Bram selalu berpegang teguh "Bagi Tuhan tak ada yang Mustahil" jika kita melakukannya dengan ikhlas dan kerja  dengan hati yang tulus.
Apabila hal kecil yang kita lakukan dapat membuat orang merasa bersyukur dan bersukacita, bagaimana lagi jika hal besar yang kita lakukan?

Saya merasa kesaksian Bram ini sungguh sangat menginspirasi bagi kita apalagi Generasi Muda di dalam merayakan Kemerdekaan RI yang ke-69 tahun. Semoga kita bisa lebih peka lagi akan apa yang terjadi di sekitar kita. Semoga kita dapat benar-benar menjadi Terang bagi orang yang ada di sekeliling kita dan Terang bagi Indonesia tentunya.

Salam...
MERDEKA....

Kejaran Tawang Jaya

Hello Stasiun Senen,
Pagi ini fantastis banget, bangun jam 6 langsung cuci muka. Kereta Tawang Jaya seperti biasa berangkat jam 6.20 dan itu mengatakan bahwa waktu saya hanya tinggal beberapa menit lagi menuju stasiun.
Ojek yg biasa ada di depan kost ternyata nihil, berati saya harus lebih bergegas lagi ke stasiun. Tiba-tiba ada seorang bapak yang mungkin iba melihat saya berlari-lari tak tentu. Saya langsung mengatakan ke Senen berapa pak?
Bapak tersebut mengatakan naik saja, dan saya segera mengatakan kalau waktu sudah sangat mepet pak, saya ketinggalan kereta ini. Baik kita segera cusss kata si bapak.

Sepeda motor segera dilaju dan hanya si bapak yang mengenakan helm. Mungkin si bapak memang bukan tukang ojek makanya tidak mempersiapkan dua helm. Saya juga berharap sedikit cemas semoga bapak polisi pagi ini tidak pedekate dengan kami. Aminnn...

Di perjalanan saya langsung mempersiapkan tiket kereta dan beberapa lembar uang 5ribuan tuk membayar ojek. Dag Dig Dug dan ternyata kami tiba di stasiun senen. Si bapak ingin mengantarkan saya masuk ke dalam stasiun namun saya menolak karena berpikir kalau saya akan lebih cepat dengan berlari-lari sampai ke kereta.

Sayamemberikan beberapa lembar uang lima ribuan dan mengatakan kalsu kurang nanti saya tambahin pak, saya sudah telat ini. Kebetulan di tengah perjalanan tadi saya sudah menanyakan dimana si bapak tinggal.
Dan HORE saya tidak ketinggalan kereta.
Adrenalin pagi ini mengingatkan saya tuk selalu bersyukur apalagi berkat kehadiran si bapak yang membuat saya tidak jadi ketinggalan kereta.

Tut...tut...tutt... Kereta berangkat menuju kota lumpia...
Thank's God...
Thank's Bpk Ojek....

Ads 468x60px

Featured Posts

Social Icons

Christian Moreys Nainggolan | Create your badge